Friday 25 April 2014

Sejarah Parfum Bagian 02 - Tingkat Konsentrat dan Jenis

Seperti yang telah saya uraikan pada ulasan sebelumnya, parfum dibuat dengan mencampurkan minyak esensial sebagai senyawa utamanya dengan bahan pelarut lain. Hal ini dikarenakan untuk mengurangi resiko alergi pada kulit jika terkena langsung oleh minyak esensial dari parfum. Selama ini yang paling umum digunakan sebagai pelarut untuk pengenceran parfum adalah etanol atau campuran etanol dengan H2O (air). Selain itu minyak esensial parfum dapat diencerkan dengan cara menetralkan bau lemak menggunakan jojoba, minyak kelapa difraksinasi atau lilin. Banyak diantara kita yang masih belum paham betul mengenai perbedaan konsentrasi pada parfum. Berikut ini adalah prosentase kadar konsentrat pada parfum,
  • Ekstrak Parfum, sederhananya yang disebut sebagai konsentrat parfum atau minyak esensial parfum atau inti dari aroma parfum itu sendiri. Kadar konsentratnya terdapat 15-40% senyawa aromatik.
  • Esprit de Parfum (ESdP), kadar konsentrat senyawa aromatiknya berkisar pada 15-30%, lebih kecil dari ekstrak parfum. Akan tetapi sekarang ini sudah jarang digunakan karena banyak yang lebih memilih EdP. 
  • Eau de Parfum (EdP) atau kadang disebut juga Parfum de Toilette (PdT) juga disebut millésime. Istilah yang paling sering digunakan adalah eau de parfum karena parfum de toilette seringkali membingungkan konsumen dengan eau de toilette. Kadar konsentratnya terdapat 10-20% senyawa aromatik.
  • Eau de Toilette (EdT), mengandung konsentrat 5-15% senyawa aromatik. Namun pada umumnya yang digunakan oleh para perfumer, jenis eau de toilette ini mengandung 5-10% senyawa aromatik.
  • Eau de Cologne (EdC), mengandung konsentrat 3-8% meski pada umumnya banyak digunakan pada 3-5% senyawa aromatik. Original Eau de Cologne merupakan merk dagang terdaftar.
  • Perfume Mist, konsentrat senyawa aromatiknya pada 3-8% dan seringkali dibuat sebagai non-alcohol atau bebas dari alkohol.
  • Splash atau Eau de Solid (EdS) dan aftershave, mengandung konsentrat 1-3% senyawa aromatik. EdS juga dikenal sebagai merk dagang terdaftar.
 
Kandungan konsentrat senyawa aromatik pada tiap jenis parfum membedakan ketahanannya. Tentu saja semakin tinggi konsentratnya, wanginya akan semakin tahan lama. Perfumeries yang berbeda menetapkan jumlah konsentrat yang berbeda dari minyak esensial masing - masing parfum dan tingkat pengenceran untuk EDP pasti akan selalu lebih tinggi daripada parfum EDT untuk jenis yang sama. Perbedaan penetapan kadar dari tiap perfumeries membedakan ketahanan wangi parfum, bisa jadi parfum EDT dari perfumer satunya justru lebih tahan dibandingkan parfum EDP perfumer lainnya. Yang disebut perfumer adalah orang yang merancang atau mendesain wangi parfum. 
 
Sumber info :
http://en.wikipedia.org/wiki/Perfume

No comments:

Post a Comment